Translator


Data kumulatif kasus AIDS perempuan Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan jenis pekerjaan menunjukkan, ibu rumah tangga adalah kelompok paling banyak mengidap AIDS ketimbang penjaja seks. Angka ini dipastikan terus bertambah jika tidak segera dilakukan upaya preventif.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi Penangulangan AIDS Nasional (KPAN) Nasfiah Mboi, saat rapat koordinasi kemitraan pemerintah dan sektor swasta untuk penanggulangan HIV dan AIDS, Senin, (26/9/2011) di Jakarta.
"Kalau di kalangan perempuan yang terbanyak ada di ibu rumah tangga, artinya dia dapat dari suaminya. Karena laki-lakinya mungkin tidak memperhatikan kalau dia bisa menularkan ke istrinya," ujar Nafsiah.
Ia menuturkan, banyaknya ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV/AIDS umumnya dipicu minimnya informasi terkait masalah kesehatan seksual. Sedangkan pada wanita penjaja seks, Pemerintah, KPAN, dan LSM sudah membuat suatu program-program di tempat prostitusi terkait informasi, penyediaan kondom, dan pengobatan penyakit kelamin sehingga bisa lebih melindungi diri.
"Dari semua kasus AIDS perempuan berdasarkan data pekerjaannya, sebanyak 2.640 adalah ibu tangga, sedangkan pekerja seks cuma 457. Pada ibu tumah tangga, mereka tidak terpapar informasi itu," lanjutnya.
Di samping itu, tingginya angka HIV/AIDS pada ibu rumah tangga juga tidak lepas dari peran para suami atau lelaki yang sering jajan, ditambah masih banyak pria yang malas menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks berisiko.
"Selama ini, kita belum fokus pada ibu rumah tangga, kita fokusnya kepada pekerja seks. Oleh karena itu, sejak 2011 ini setelah melakukan penelitian dan kajian, kita mengubah strategi dengan fokus pada laki-laki. Harapannya, kalau laki-laki tidak ada yang terinfeksi HIV lagi, otomatis ibu rumah tangga dan bayi-bayi juga akan selamat," tandasnya.

Categories: ,

Leave a Reply