Risiko serangan jantung bisa meningkat karena menghirup udara yang tidak bersih. Bahkan tidak perlu waktu terlalu lama, 6 jam menghirup udara jalanan yang tingkat polusinya cukup tinggi sudah bisa meningkatkan risikonya hingga 5 persen.
Polusi udara bahkan dalam taraf menengah pun dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Kesimpulan ini diperoleh dari analisis hampir 80.000 kasus serangan jantung terkait dengan tingkat polusi. Di Inggris, polusi udara saat ini diperkirakan mengurangi harapan hidup setiap orang rata-rata tujuh hingga delapan bulan. Polusi tersebut nampaknya mempengaruhi jantung dan paru-paru.
Krishnan Bhaskaran, ahli epidemiologi dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine dibantu rekan-rekannya menemukan bahwa peningkatan polusi udara berkaitan dengan peningkatan serangan jantung hingga enam jam setelah terkena paparan. Namun setelah enam jam, tidak ada peningkatan risiko. Resiko serangan jantung kemudian menurun ke tingkat yang lebih rendah.
Para peneliti meninjau 79.288 kasus serangan jantung yang terjadi pada tahun 2003 hingga 2006 dan serta paparan polusi selama beberapa jam. Mereka menggunakan arsip UK National Air Quality untuk menyelidiki kadar polutan tertentu dalam atmosfer, meliputi partikel polutan (PM10), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2) dan ozon. Tingginya kadar partikel kecil beracun PM10 dan NO2 terkenal sebagai penanda polusi lalu lintas dari asap knalpot kendaraan.
Dalam artikel yang dimuat Dailymail (21/9/2011), Dr. Bhaskaran juga memperkirakan ada penambahan lima persen risiko serangan jantung akibat perubahan polusi udara dari tingkat rendah menjadi tingkat menengah pada paparan selama enam jam. Peningkatan risiko juga dapat terjadi ketika terjadi perubahan dari tingkat polusi tinggi menjadi sangat tinggi, namun sangat jarang.
"Dari banyak penelitian, kami tahu bahwa tingkat kematian besar ketika tingkat polusi tinggi. Tetapi apakah serangan jantung sangat berpengaruh terhadap masalah ini, masih belum jelas. Meskipun kami menemukan peningkatan risiko serangan jantung dalam jangka pendek, yaitu beberapa jam setelah puncak polusi udara, risiko kecil itu memiliki dampak pada jumlah keseluruhan serangan jantung" ia menambahkan.
Profesor Jeremy Pearson, direktur medis British Heart Foundation yang mensponsori penelitian mengatakan, "Ini adalah penelitian berskala besar yang secara meyakinkan menunjukkan bahwa risiko terkena serangan jantung naik selama enam jam setelah menghirup asap knalpot kendaraan dalam jumlah yang tinggi."
"Polusi memiliki efek besar pada kesehatan jantung karena dapat mengentalkan darah sehingga membuatnya lebih mudah untuk membeku. Hal itu berisiko tinggi memicu serangan jantung. Saran kami kepada pasien tetap sama, jika pasien telah didiagnosa memiliki penyakit jantung, cobalah untuk menghindari beraktifitas lama di daerah yang tingkat polusinya tinggi," tutur Profesor Pearson.
Polusi udara bahkan dalam taraf menengah pun dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Kesimpulan ini diperoleh dari analisis hampir 80.000 kasus serangan jantung terkait dengan tingkat polusi. Di Inggris, polusi udara saat ini diperkirakan mengurangi harapan hidup setiap orang rata-rata tujuh hingga delapan bulan. Polusi tersebut nampaknya mempengaruhi jantung dan paru-paru.
Krishnan Bhaskaran, ahli epidemiologi dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine dibantu rekan-rekannya menemukan bahwa peningkatan polusi udara berkaitan dengan peningkatan serangan jantung hingga enam jam setelah terkena paparan. Namun setelah enam jam, tidak ada peningkatan risiko. Resiko serangan jantung kemudian menurun ke tingkat yang lebih rendah.
Para peneliti meninjau 79.288 kasus serangan jantung yang terjadi pada tahun 2003 hingga 2006 dan serta paparan polusi selama beberapa jam. Mereka menggunakan arsip UK National Air Quality untuk menyelidiki kadar polutan tertentu dalam atmosfer, meliputi partikel polutan (PM10), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2) dan ozon. Tingginya kadar partikel kecil beracun PM10 dan NO2 terkenal sebagai penanda polusi lalu lintas dari asap knalpot kendaraan.
Dalam artikel yang dimuat Dailymail (21/9/2011), Dr. Bhaskaran juga memperkirakan ada penambahan lima persen risiko serangan jantung akibat perubahan polusi udara dari tingkat rendah menjadi tingkat menengah pada paparan selama enam jam. Peningkatan risiko juga dapat terjadi ketika terjadi perubahan dari tingkat polusi tinggi menjadi sangat tinggi, namun sangat jarang.
"Dari banyak penelitian, kami tahu bahwa tingkat kematian besar ketika tingkat polusi tinggi. Tetapi apakah serangan jantung sangat berpengaruh terhadap masalah ini, masih belum jelas. Meskipun kami menemukan peningkatan risiko serangan jantung dalam jangka pendek, yaitu beberapa jam setelah puncak polusi udara, risiko kecil itu memiliki dampak pada jumlah keseluruhan serangan jantung" ia menambahkan.
Profesor Jeremy Pearson, direktur medis British Heart Foundation yang mensponsori penelitian mengatakan, "Ini adalah penelitian berskala besar yang secara meyakinkan menunjukkan bahwa risiko terkena serangan jantung naik selama enam jam setelah menghirup asap knalpot kendaraan dalam jumlah yang tinggi."
"Polusi memiliki efek besar pada kesehatan jantung karena dapat mengentalkan darah sehingga membuatnya lebih mudah untuk membeku. Hal itu berisiko tinggi memicu serangan jantung. Saran kami kepada pasien tetap sama, jika pasien telah didiagnosa memiliki penyakit jantung, cobalah untuk menghindari beraktifitas lama di daerah yang tingkat polusinya tinggi," tutur Profesor Pearson.
( http://www.detikhealth.com Rabu, 21/09/2011)
Categories:
Info / berita