Bayi yang baru lahir tidak dapat melihat dengan jelas, bahkan hampir buta. Baru pada usia 4 minggu mata bayi mulai belajar mendeteksi di satu lokasi dengan cara berkedip. Karena matanya belum bisa jelas membedakan obyek, baru pada usia 6 bulan bayi mulai belajar membedakan wajah manusia dan monyet.
Sejak lahir, bayi biasanya tertarik pada wajah yang ditemuinya. Bayi cenderung melihat semua hal dalam bentuk bulat yang memiliki 2 mata dan 1 mulut di tempat yang tepat.
Tapi bayi belum dapat melihat dengan jelas, sehingga hanya dapat melihat dengan samar-samar. Baru ketika sudah memasuki usia 4-5 bulan, preferensi bayi lebih nyata, dan bayi telah mulai untuk memproses wajah berbeda dari objek lain.
Seperti dikutip dari CNNHealth, Rabu (21/9/2011), sensor terbaik dari sistem penglihatan bayi adalah sensor gerak. Sensor gerak pada sistem penglihatan bayi, merupakan sensor yang berkembang lebih awal.
Pada usia 4 minggu, bayi dapat mendeteksi stimulus berkedip dalam satu lokasi hampir sebaik orang dewasa. Lalu sekitar usia 7 minggu, bayi dapat membedakan arah gerakan dan perkembangan semakin cepat ketika usia 20 minggu.
Penglihatan gerak bayi yang dilihatnya seperti tetesan air hujan melalui kaca depan mobil yang bergerak, akan meningkat pesat antara usia 3-5 bulan dan kemudian terus berkembang perlahan-lahan hingga melalui tengah masa kanak-kanak.
Saat bayi usia 4-5 bulan, ia mulai belajar pematangan area wajah fusiform, sebuah daerah di korteks temporal khusus untuk pengolahan wajah. Hal ini memungkinkan spesialisasi otak orang dewasa biasa dapat mengalahkan program terbaik di dunia komputer dalam mendeteksi perbedaan halus antara wajah.
Area wajah fusiform mulai diaktifkan oleh wajah-wajah yang sudah sering dijumpai bayi saat memasuki usia 2 bulan. Pengalaman visual mempengaruhi perkembangan wajah yang dimulai pada masa bayi.
Ketika usia 6 bulan bayi mulai membedakan antara monyet dan manusia meskipun masih belum jelas. Baru ketika bayi sudah berusia 9 bulan, akan menjadi lebih baik dalam mengidentifikasi orang dan kehilangan kemampuan untuk mengenali wajah monyet.
Selama periode ini, bayi juga menjadi lebih baik dalam membedakan wajah-wajah dalam kelompok ras sendiri daripada dalam kelompok-kelompok ras lain. Hal tersebut mungkin disebabkan karena sebagian besar bayi memiliki lebih banyak pengalaman visual dengan kelompok ras mereka sendiri dibandingkan ras yang lain. Proses ini mungkin melibatkan proses menyempurnakan koneksi sinaptik oleh pengalaman untuk menyempurnakan persepsi dengan karakteristik lingkungan setempat.
Pengalaman penglihatan bayi ini dalam pengolahan gerak adalah yang paling rentan mengalami gangguan. Aspek pengolahan gerak dapat terganggu dalam beberapa gangguan perkembangan, termasuk disleksia, autisme, fragile-X syndrome, dan sindrom Williams.
Anak-anak yang mengalami masalah penglihatan seperti katarak sejak lahir akan memiliki perkembangan yang berbeda dibandingkan dengan bayi normal. Kondisi tersebut menyebabkan sistem penglihatan bayi tidak dapat berkembang seperti kondisi normal. Bahkan hingga usia 9 bulan, bayi yang terlahir dengan katarak belum dapat melihat seperti bayi normal lainnya.
Dengan pengalaman visual yang dialami bayi, dapat menunjang perkembangan ketajaman penglihatan bayi yang kian meningkat. Tetapi pada usia 3-8 bulan pertama bayi memiliki ketajaman penglihatan kira-kira 3 kali lebih buruk dibandingkan bayi pada usia 5 tahun yang normal.
Persepsi gerak global dipengaruhi oleh katarak hanya dalam 3 bulan pertama kehidupan. Jadi perkembangan ketajaman penglihatan bayi, akan tetap berjalan baik. Namun orang tua perlu berhati-hati untuk kasus-kasus yang luar biasa, yang biasanya memerlukan perhatian lebih lanjut
Sejak lahir, bayi biasanya tertarik pada wajah yang ditemuinya. Bayi cenderung melihat semua hal dalam bentuk bulat yang memiliki 2 mata dan 1 mulut di tempat yang tepat.
Tapi bayi belum dapat melihat dengan jelas, sehingga hanya dapat melihat dengan samar-samar. Baru ketika sudah memasuki usia 4-5 bulan, preferensi bayi lebih nyata, dan bayi telah mulai untuk memproses wajah berbeda dari objek lain.
Seperti dikutip dari CNNHealth, Rabu (21/9/2011), sensor terbaik dari sistem penglihatan bayi adalah sensor gerak. Sensor gerak pada sistem penglihatan bayi, merupakan sensor yang berkembang lebih awal.
Pada usia 4 minggu, bayi dapat mendeteksi stimulus berkedip dalam satu lokasi hampir sebaik orang dewasa. Lalu sekitar usia 7 minggu, bayi dapat membedakan arah gerakan dan perkembangan semakin cepat ketika usia 20 minggu.
Penglihatan gerak bayi yang dilihatnya seperti tetesan air hujan melalui kaca depan mobil yang bergerak, akan meningkat pesat antara usia 3-5 bulan dan kemudian terus berkembang perlahan-lahan hingga melalui tengah masa kanak-kanak.
Saat bayi usia 4-5 bulan, ia mulai belajar pematangan area wajah fusiform, sebuah daerah di korteks temporal khusus untuk pengolahan wajah. Hal ini memungkinkan spesialisasi otak orang dewasa biasa dapat mengalahkan program terbaik di dunia komputer dalam mendeteksi perbedaan halus antara wajah.
Area wajah fusiform mulai diaktifkan oleh wajah-wajah yang sudah sering dijumpai bayi saat memasuki usia 2 bulan. Pengalaman visual mempengaruhi perkembangan wajah yang dimulai pada masa bayi.
Ketika usia 6 bulan bayi mulai membedakan antara monyet dan manusia meskipun masih belum jelas. Baru ketika bayi sudah berusia 9 bulan, akan menjadi lebih baik dalam mengidentifikasi orang dan kehilangan kemampuan untuk mengenali wajah monyet.
Selama periode ini, bayi juga menjadi lebih baik dalam membedakan wajah-wajah dalam kelompok ras sendiri daripada dalam kelompok-kelompok ras lain. Hal tersebut mungkin disebabkan karena sebagian besar bayi memiliki lebih banyak pengalaman visual dengan kelompok ras mereka sendiri dibandingkan ras yang lain. Proses ini mungkin melibatkan proses menyempurnakan koneksi sinaptik oleh pengalaman untuk menyempurnakan persepsi dengan karakteristik lingkungan setempat.
Pengalaman penglihatan bayi ini dalam pengolahan gerak adalah yang paling rentan mengalami gangguan. Aspek pengolahan gerak dapat terganggu dalam beberapa gangguan perkembangan, termasuk disleksia, autisme, fragile-X syndrome, dan sindrom Williams.
Anak-anak yang mengalami masalah penglihatan seperti katarak sejak lahir akan memiliki perkembangan yang berbeda dibandingkan dengan bayi normal. Kondisi tersebut menyebabkan sistem penglihatan bayi tidak dapat berkembang seperti kondisi normal. Bahkan hingga usia 9 bulan, bayi yang terlahir dengan katarak belum dapat melihat seperti bayi normal lainnya.
Dengan pengalaman visual yang dialami bayi, dapat menunjang perkembangan ketajaman penglihatan bayi yang kian meningkat. Tetapi pada usia 3-8 bulan pertama bayi memiliki ketajaman penglihatan kira-kira 3 kali lebih buruk dibandingkan bayi pada usia 5 tahun yang normal.
Persepsi gerak global dipengaruhi oleh katarak hanya dalam 3 bulan pertama kehidupan. Jadi perkembangan ketajaman penglihatan bayi, akan tetap berjalan baik. Namun orang tua perlu berhati-hati untuk kasus-kasus yang luar biasa, yang biasanya memerlukan perhatian lebih lanjut
(http://www.detikhealth.com, 21/09/2011)
Categories:
Info / berita