Kondisi yang
sangat panas, lembab atau pakaian yang berlebihan, dapat dengan mudah
meningkatkan suhu tubuh menjadi 41 C – 42 C.
Pada tingkat
ini, kenaikan suhu (tubuh) itu sendiri menjadi bersifat destruktif terhadap
sel-sel jaringan terutama merusak sel-sel otak. Apabila hal ini terjadi, mulai
timbul berbagai gejala meliputi kelemahan yang ekstrem, kelelahan, nyeri
kepala, pusing, mual, banyak berkeringat, kebingungan, gaya berjalan
sempoyongan, kolaps, dan tidak sadar.
Keseluruhan
kompleks ini disebut Heat stroke dan kegagalan mengatasi hal ini dengan segera
dapat mengakibatkan kematian.
(Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, 1997)
Berikut ini
terdapat beberapa versi alur fisiologis tubuh akibat paparan panas yang dapat
menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan fungsi kerja tubuh manusia atau gejala-gejala
yang disebabkan karena paparan panas yang melebihi ambang batas kenormalan yang
dapat diterima oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia
terpapar panas secara langsung dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami
penyakit yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap timbulnya
gangguan kesehatan. Suhu panas
menyebabkan suhu permukaan naik. Maka sistem termoregulator yang ada di otak
(Hipotalamus) akan merespon dengan menggunakan beberapa mekanisme kontrol
seperti konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi dengan tujuan untuk
mempertahankan suhu tubuh sekitar 36 °C – 37° C yaitu dengan memindahkan panas dari dalam tubuh ke pori-pori
sehingga panas akan hilang melalui penguapan / evaporasi.
Karena adanya
panas maka akan terjadi pelebaran pembuluh darah ke kulit akan meningkat.
Akibatnya panas tubuh yang dikeluarkan melalui proses konveksi akan meningkat
pula. Dengan adanya pelebaran pembuluh darah kulit ini menyebabkan resistensi
perifer menurun sehingga untuk dapat tetap mempertahankan aliran darah ke
jaringan, jantung harus bekerja lebih berat. Pada suatu saat, apabila paparan
panas berkelanjutan dapat terjadi timbunan darah di daerah perifer secara
berlebihan. Akibatnya aliran darah ke otak akan berkurang. Dalam keadaan
seperti ini akan menyebabkan pingsan.
Heat cramp
dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi sebagai akibat bertambahnya
keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh, dan sebagai
akibat banyak minum air, tapi tidak diberi garam untuk pengganti garam natrium
yang hilang. Heat cramp terasa sebagai kejang. Kejang otot tubuh dan perut yang
sangat sakit. Di samping kejang-kejang juga ada gejala yang biasa pada heat
stress yaitu pingsan, kelemahan, mual (enek) dan muntah.
Heat Exhaution
biasanya terjadi pada cuaca yang sangat panas, penderita berkeringat sangat
banyak tapi suhu badan normal atau sub normal, tekanan darah menurun, nadi lebih
cepat, penderita merasa lemah atau mungkin pingsan.
Heat stroke
biasanya yang terkena adalah laki-laki yang pekerjaannya berat dan belum
beraklimatisasi. Gejala yang penting suhu badan naik, kulit kering dan panas.
Gejala syaraf pusat seperti vertigo, tremor, konvulsi dan delirium. Heat stroke
disebabkan dilatasi pembuluh darah dan keringat berlebihan. Pada tahap lanjut
apabila tubuh tidak dapat berkompensasi akibatnya tubuh tidak dapat berkeringat
lagi sehingga suhu inti tubuh naik dan terjadilah heat stroke.
Untuk informasi lebih lanjut silakan download di link dibawah ini